Radio Elshinta Tegal - Hujan deras yang mengguyur wilayah Tegal Selatan sejak sore hari telah menyebabkan dampak yang cukup signifikan terhadap infrastruktur dan kehidupan masyarakat sekitar. Curah hujan yang tinggi ini menyebabkan beberapa titik mengalami permasalahan yang serius, terutama di jalur-jalur penting yang menghubungkan antar kecamatan ataupun wilayah. Musibah ini terjadi Minggu, 19 Januari 2025
Salah satu titik yang terdampak parah adalah jalur objek wisata Guci, yang mengalami longsor akibat ketidakstabilan tanah yang disebabkan oleh hujan yang terus-menerus. Longsor ini tidak hanya menyebabkan gangguan pada lalu lintas, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan yang melintas. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan telah diterjunkan untuk melakukan penanganan darurat dan melakukan upaya pembersihan serta perbaikan agar jalur tersebut dapat segera diakses kembali.
Relawan PMI, Relawan BPBD, PMI, dan BPBD Kabupaten Tegal melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir di Desa Prupuk Utara, Kecamatan Margasari. Banjir yang melanda desa tersebut menyebabkan ketinggian air mencapai antara 50 cm hingga 1 meter, dengan daerah yang terdampak terutama berada di RW 1, 2, dan 3.
Petugas dari PMI Kabupaten Tegal menjelaskan, sebagai respons cepat terhadap situasi darurat ini, PMI telah menyiapkan berbagai dukungan logistik bagi warga yang terjebak banjir. Bantuan yang disalurkan meliputi 500 paket roti dan 500 botol kecil air mineral, yang diperuntukkan untuk makan malam.
"Selain itu PMI juga menyediakan logistik beras sebanyak 3 karung dengan total berat 75 kg dan 3 dus mie instan yang akan digunakan untuk dapur umum yang disiapkan untuk kebutuhan makanan bagi para warga yang terdampak," ungkapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Senin (20/1).
Dalam upaya evakuasi, relawan PMI, BPBD, dan relawan kemanusiaan yang lain tidak hanya terlibat dalam penyaluran bantuan logistik, tetapi juga aktif membantu warga yang terjebak di Flyover Klonengan. Ketinggian air di lokasi tersebut dilaporkan berkisar antara 60 cm hingga 80 cm, sehingga akses keluar menjadi sangat terbatas.
Situasi di Desa Prupuk Utara menunjukkan betapa pentingnya keberadaan tim relawan dan petugas lain dalam menghadapi bencana alam. Dengan dedikasi dan semangat kemanusiaan, relawan PMI tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga harapan dan ketenangan bagi masyarakat yang berada dalam kondisi sulit.